Dalam tatanan
arsitektur tradisional Jawa yang lebih dikenal dengan istilah Catur Gatra
Tunggal yang artinya empat elemen dalam satu kesatuan. Hal ini dapat disaksikan
di sebuah keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang mana ini adalah tempat
berdirinya sebuah keraton, masjid, alun-alun, dan juga pasar.
Masing-masing
sebagai pusat ibadah, kekuasaan, kegiatan rakyat, dan juga ekonomi. Yogyakarta
memiliki dua alun-alun, yang mana satu ada di bagian depan keraton yang disebut
dengan alun-alun utara, dan satu lagi ada dibagian belakang yang disebut dengan
alun-alun selatan. Letak karaton Yogyakarta sendiri ada di sebuah garis
imajiner yang telah menghubungkan antara gunung merapi, keraton, dan juga
pantai Parangtritis.
Mitos ringin kembar di alun-alun kidul
Pada halaman
belakang kediaman raja Jogja ini adalah tempat sarat cerita, dua folklore yang
paling akrab dengan alun-alun kidul merupakan tentang keberadaannya yang
dibangun supaya belakang keraton terlihat seperti bagian depan, sehingga tidak
membelakangi laut selatan yang telah dijaga oleh ratu kidul, yang konon katanya
memiliki hubungan magis dengan raja mataram. Cerita kedua ini adalah mitos
melewati ringin kembar dengan cara mata tertutup. Permainan seperti ini bernama
masangin, singkatan dari masuk kedua beringin.
Selain hal
tersebut, di alun-alun kidul, ternyata tidak hanya masangin yang dapat Anda
lakukan. Tempat yang dahulunya digunakan untuk berlatih para prajurit kerajaan
ini, sekarang telah bertransformasi jadi ruang publik yang riuh akan
pengunjung.
Berbagai kalangan
serta usia bercampur jadi satu. Sore hari sekitar pukul lima, anak-anak kecil,
para remaja, orang dewasa, dan para orang tua datang bermain, berlarian mengejar
ratusan gelembung sabun yang telah ditiup oleh penjajanya. Sementara itu di
pinggir alun-alun, banyak para pedagang yang siap untuk menggelar tika menunggu
tamu datang.
Beranjak malam
harinya, suasana berubah semakin ramai, sepeda tandem dan juga odong-odong
berlampu jadi favorit para pengunjung. Yang mana Anda dapat berkeliling
alun-alun dengan menyewa sepeda tandem tersebut. Sambil berolahraga malam
mengayuh pedal menjadi sensasi tersendiri ketika Anda mengemudikannya menerobos
kemacetan jalanan.
Alun-alun kidul memang bukan
tempat sepi penenang hati, tetapi suasananya yang beraura riang akan membuat
Anda merasa senang. Jika Anda datang di hari sabtu dan minggu di Sasono Hinggil
Dwi Abad akan digelar pertunjukan wayang kulit.